Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?

Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ? - Hallo sahabat Situs Poker, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?
link : Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?

Baca juga


Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?

Berita Tercepat - Saat ini Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ? menjadi berita hangat sekaligus viral didunia maya.

Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?
Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?
Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?

Bandar Poker Online Terpercaya - Sebelum Jokowi menjadi Presiden, hinaan, ejekan dan caci maki senantiasa dialamatkan kepada Mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini. Pun, ketika Beliau sudah dilantik menjadi Presiden hingga sekarang 3 tahun kemudian.

Apapun yang Jokowi lakukan selalu salah di mata mereka. Tentu, mereka yang saya maksudkan adalah para “haters.”

Di sebut “haters” karena memang kerjaan mereka tak lebih dari itu, “Benci setengah mati.” Tak ada yang positif mengenai kinerja Jokowi selama ini.

Dari pengalaman pribadi di tempat kerja, ya memang seperti itu. Tak banyak yang suka Jokowi, dus, saya sungguh merasa minoritas di antara mayoritas pekerja yang kebanyakan membenci Beliau. Uniknya, mereka selalu memuja dan menyanjung Erdogan, Presiden Turki.

Mereka semacam bernostalgia, tak jarang memanggil Erdogan dengan sebutan Sultan.

Ketika saya tanya mengapa mereka memanggil Erdogan dengan Sultan, mereka menjawab bahwa Erdogan layak menjadi Sultan, atau –dalam mimpi mereka-menjadi Khalifah, pemimpin Islam yang kata mereka sudah terlepas pada 1924 yang lalu.

Mereka seakan-akan menutup mata pada kinerja Jokowi selama ini. Percuma saja saya menerangkan bagaimana pemerintah sekarang menggenjot infrastruktur khususnya di daerah-daerah yang selama ini kurang diperhatikan oleh pusat.

Percuma saja mengatakan bahwa Jokowi mendatangkan “keadilan” bagi masyarakat Papua yang selama ini terpinggirkan.

Rakyat Papua selama ini mengeluh terhadap ketimpangan yang mereka alami selama berpuluh-puluh tahun, sementara kekayaan alam mereka dieksploitasi terus menerus. Para haters Jokowi berteriak-teriak ketika harga BBM naik, seribu atau bahkan seribu lima ratus rupiah, namun seakan-akan lupa bahwa harga BBM di pedalaman Papua sana bisa mencapai seratus ribu per liternya.

Apakah rakyat Papua mengeluh ? Tentu saja, namun mereka sudah terbiasa hidup seperti itu. Keluhan dan aspirasi mereka seakan-akan tak sampai atau bahkan tak terdengar hingga ke pusat. Tapi, hanya Jokowi yang sampai saat ini bisa memberikan rasa keadilan dan memberikan pemerataan, sehingga harga BBM di Papua sama dengan harga BBM di Pulau Jawa.

Tapi, seperti yang saya katakan, percuma menerangkan hal ini kepada para haters, sebab, ya itulah mereka hanya sekadar komentator belaka. Bagi mereka, pemimpin itu harus seperti Erdogan, pemimpin yang menurut mereka soleh, mengutamakan agama, tak peduli hingga detik ini Erdogan memimpin, Turki tetaplah Turki yang mematuhi garis Kemal Attaturk yang sekuler.

Para haters berkata, di zaman rezim Jokowi banyak orang ditangkapi karena mengkritik pemerintah. Apa iya betul begitu ?  Benarkah mereka yang ditangkapi itu mengkritik ? Bukankah sebagian dari mereka menjadi provokator di era media sosial seperti sekarang ini. Tak segan memroduksi berita hoax dan menyebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat.

Baca juga : 

Tentu salah apabila pemerintah mendiamkan begitu saja oknum-oknum semacam itu. Kita hidup di era demokrasi, namun bukan berarti semua bebas berpendapat tanpa rambu-rambu.

Untuk apa kita memunyai seperangkat aturan dan undang-undang ITE ? Itulah rambu-rambu yang kita punyai agar kita tak sembarang membuat dan menyebarluaskan berita hoax dan fitnah ke tengah publik.

Sesungguhnya inilah yang lucu. Jawaban saya kepada para haters pembenci Jokowi dan penyanjung Erdogan saya katakan begini, bukankah justru di zaman Erdogan sekarang, Erdogan bersikap keras dengan menangkapi orang-orang yang beroposisi dan kritis terhadapnya ? Saya kemukakan datanya, seperti dikutip viva.co.id, Erdogan memerintahkan penutupan ribuan sekolah swasta, ratusan badan amal dan yayasan, juga ribuan guru serta militer yang dicurigai terkait dengan Gulen (Fetullah Gulen).
Seperti diketahui, pada 15 Juli 2016 terjadi kudeta militer di Turki, namun dapat digagalkan. Selepas kudeta, ribuan orang dari berbagai kalangan ditangkapi dan media massa oposisi dibungkam.

Nah, apakah Jokowi melakukan hal yang serupa dengan pihak-pihak yang melakukan oposisi di tanah air kita ? Apakah pemerintah Jokowi menangkap Fahri Hamzah, Fadli Zon dan pihak-pihak yang selama ini gemar berkomentar terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah ? Tuduhan pun berlanjut, katanya rezim Jokowi menangkapi para ulama ? Ulama mana ? saya balik bertanya kepada rekan-rekan sekerja. Tentu saja yang mereka maksudkan adalah ulama-ulama versi mereka.

Ulama-ulama semacam Quraish Shihab, Gus Mus, KH.Aqil Siradj, Buya Syafii Maarif adalah ulama-ulama yang menyejukkan.

Ulama yang mendahulukan kemaslahatan umat dan keutuhan negara. Namun, ulama-ulama besar tersebut bukanlah ulama-ulama dalam pandangan mereka. Ulama-ulama mereka adalah sejenis ulama yang menjelekkan pemerintahan, mencaci maki Presiden, Kapolri dan lainnya.

Maaf, saja saya katakan, ulama kita memang berbeda.

Yang menarik, saya katakan kepada mereka. Beberapa hari lalu saya mendengar ceramah dari KH.Aqil Siradj. Ketua PBNU ini mengutip sejarah Nabi kita, Rasulullah Saw. Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa Rasulullah Saw membuat kesepakatan yang bernama piagam Madinah.

Madinah yang majemuk, tidak terdiri dari umat Islam saja, tapi juga terdiri dari umat Nasrani dan Yahudi. Menariknya dalam kepekatan tersebut, umat Yahudi disebut sebagai satu umat dengan umat Islam. Ketika timbul kekacauan yang ditimbulkan oleh para pengacau, maka Rasulullah Saw berhak mengusirnya dari kawasan Madinah.

Di sini menunjukkan bahwa pengacau pada zaman Nabi pun memang harus diberikan sanksi dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Uniknya, hal ini berlaku pada semuanya tidak memandang apakah ia muslim atau nonmuslim. Dan Rasulullah bersikap adil ketika ada sebuah kabilah Muslim yang melakukan kekacauan dan memberikan sanksi kepada mereka.

Tetapi, ya begitulah. Sampai saya “berbusa-busa” juga jika kebencian sudah nongkrong dalam hati, susah untuk mengusirnya. Namun, kemudian tibalah saat yang mencengangkan.

Apakah itu ? Yakni ketika Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki hari hari ini, negaranya Recep Tayyip Erdogan. Yang menarik adalah screenshoot yang di share dari beberapa pihak mengutip pernyataan dari Syarif M. Fitriansyah, ajudan Jokowi yang ditulis di facebooknya. Di sana dikatakan bahwa Syarif menyebutkan bahwa Erdogan menyebut Jokowi dengan sebutan “Pakde.” Nah, lho, bagaimana bisa ? Jika hal ini benar dan terkonfirmasi, maka menurut perasaan saya akan menghancurkan perasaan para fans-nya Erdogan di tanah air yang begitu memujanya.

Tetapi yang juga menyakiti hati para haters adalah foto-foto keakraban Erdogan dengan Jokowi, apalagi sampai buat Vlog bareng.

Bandar Poker - Tentu yang lebih membekas adalah kunjungan Jokowi sebagai kepala negara RI ke Masoleum atau Makam Kemal Attaturk. Berbanding terbalik dengan Erdogan yang mereka puja-puja, Kemal Attaturk adalah Bapak Turki modern, tokoh yang mereka benci setengah mati, persis seperti sikap mereka kepada Jokowi.

Kemal Attaturk dianggap biang keladi bubarnya sistem Khilafah di dunia pada 1924 lalu. Namun, faktanya, Erdogan sendiri masih menghormati Attaturk dan menziarahi makamnya secara periodik. Sampai tulisan ini dibuat, saya pun belum mengobrol dengan rekan-rekan sekerja. Pastinya mereka akan bilang, ah tidak mungkin hal itu terjadi ? Dunia sudah terbalik dalam benak mereka.

“Kebencian adalah seperti meminum racun, dan berharap musuhmu yang terbunuh” (Nelson Mandela)

Salam Situs Poker Online Resmi

Berita Terkece Dan Terupdate
Sumber : Seword.com



Baca juga : 

Semoga bermanfaat , Berita Tercepat


Demikianlah Artikel Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ?

Sekianlah artikel Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Benarkah Erdogan Panggil Jokowi “Pakde” Lalu, Bagaimana Reaksi Fans Erdogan Di Tanah Air Lihat Jokowi Nge-Vlog Bareng ? dengan alamat link https://situspoker11.blogspot.com/2017/07/benarkah-erdogan-panggil-jokowi-pakde.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabiat Sejati Jokowi, “Pencitraan” Hingga ke Tulang Sumsum

Ini Curhatan Djarot Semalam Sungguh Mengharukan! Hukum Alam Pasti Akan Membalas Kebaikan Ahok!